Minggu, 15 Mei 2011

PROSES SOSIAL & INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL


Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan kelompok-kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi bila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Atau dengan perkataan lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.

Pembahasan demikian, mencakup ruang lingkup yang luas, merupakan serangkaian studi sosiologi pada tingkat lanjutan. Untuk keperluan mata pelajaran penganta sosiologi, yaitu bentuk-bentuk yang tampak apabila individu ataupun kelompok mengadakan imbangan satu sama lain.

Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna untuk menelaah dan mempelajari banyak masalah di dalam masyarakat. Umpanya di Indonesia, dapat dibahas bentuk-bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai suku bangsa, antara golongan-golongan yang disebut mayoritas dan minoritas, dan antara golongan terpelajar dengan golongan agama dan seterusnya.

Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu :
1. Adanya kontak sosial (social contact)
2. Adanya komunikasi

Kontak, merupakan tahap pertama dari terjadinya interaksi sosial.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Antara individu
2. Antara individu dengan satu kelompok atau sebaliknya
3. Antara satu kelompok dengan kelompok-kelompok lainnya.

Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder; kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung.

Komunikasi berarti bahwa seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji pada suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehidupan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain.

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (co-operation), persaingan (competition) dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).

Suatu pertikaian tidak mungkin berlangsung selama-lamanya. Pada suatu ketika pertikaian itu mendapatkan suatu penyelesaian. Mungkin penyelesaian tersebut hanya dapat diterima untuk sementara waktu, dalam arti bahwa ke dua belah pertikaian kedua belah pihak berdamai karena kekuatan salaing berimbang (akomodasi). Dan ini dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial.

Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi, yaitu :
1. Proses yang asosiatif (Processes of association) yang terbagi ke dalam tiga bentuk khusus lagi, yaitu :
a. Akomodasi
b. Asimilasi
c. Akulturasi
2. Proses yang disosiatif (Processes of dissociation) yang mencakup :
a. Persaingan
b. Pertentangan atau pertikaian yang meliputi contravention dan conflict.



Sistematika yang lain pernah pula dikemukakan oleh Kimball Young, sebagai berikut :
1) Oposisi (opposition) yang mencakup persaingan (competition) dan pertentangan atau pertikaian (conflict).
2) Kerja sama (co-operation) yang menghasilkan akomodasi (accommodation), dan
3) Diferensiasi (differentiation) merupakan suatu proses di mana individu di dalam masyarakat memperoleh hak dan kewajiban atas dasar perbedaan usia, seks dan pekerjaan.

Menurut Tamotsu Shibutani, dalam pola-pola interaksi terjadi :
a. Akomodasi dalam situasi rutin
b. Ekspresi pertemuan dan anjuran
c. Interaksi strategis dalam pertentangan
d. Pengembangan perilaku massa.

Dengan kerja sama dimaksud sebagai suatu usaha bersama antara individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama tertentu. Kerja sama timbul karena adanay orientasi para individu terhadap kelompoknya (yaitu in-groupnya) dan kelompok lainnya (yang merupakan out-groupnya).

Istilah akomodasi digunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk kepada suatu keadaan dan untuk menunjuk kepada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti kenyataan adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara individu dan kelompok sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat.
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.

Tujuan akomodasi adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengurangi pertentangan antara individu atau kelompok sebagai akibat perbedaan paham.
2) Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu
3) Akomodasi kadang-kadang diusahakan untuk memungkinkan kerja sama antara kelompok-kelompok yang hidup terpisah sebagai akibat dari bekerjanya faktor-faktor sosial, psikologi, dan kebudayaan.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok yang terpisah.

Bentuk-bentuk akomodasi yang penting adalah :
1) Coercion
2) Compromise
3) Arbitration
4) Mediation
5) Conciliation
6) Toleration
7) Stalemate
8) Adjudication

Hasil-hasil akomodasi antara lain :
1) Usaha-usaha untuk sebanyak mungkin menghindarkan diri dari bentuk-bentuk pertentangan yang baru guna kepentingan integrasi masyarakat.
2) Menekan oposisi.
3) Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda.
4) Perubahan dari lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan yang baru.
5) Perubahan-perubahan kedudukan.
6) Membuka jalan kea rah asimilasi.

Asimilasi merukapan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara individu atau kelompok dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama.

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi, adalah :
1) Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama.
2) Interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan.
3) Proses asimilasi dipercepat, apabila interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer.
4) Asimilasi diperkuat apabila frekuensi interaksi-interaksi sosial tinggi, tetap dan apabila ada keseimbangan antara pola-pola asimilasi tersebut.



Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya asimilasi adalah :
1) Toleransi
2) Kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang
3) Suatu sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6) Perkawinan campuran (amalgamation)
7) Adanya musuh bersama dari luar.

Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya asimilasi adalah, antara lain :
1) Kehiduan suatu golongan tertentu dalam masyarakat terisolasi
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
3) Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
4) Perasaan bahwa kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih superior daripada golongan atau kelompok lainnya.
5) Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan cirri-ciri fisik dapat pula menjadi penghalang terjadinya asimilasi
6) Adanya in-group feeling yang kuat
7) Apabila golongan minoritas mengalami gangguan golongan yang berkuasa.
8) Perbedaan kepentingan dan pertentangan pribadi.

Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan kekerasan atau ancaman.

Persaingan mempunyai dua tipe umum, yaitu yang bersifat pribadi dan yang bersifat tidak pribadi.

Bentuk-bentuk persaingan adalah :
1) Persaingan ekonomi
2) Persaingan kebudayaan
3) Persaingan untuk mencapai suatu kedudukan dan peranan yang tertentu dalam masyarakat.
4) Persaingan karena perbedaan ras

Fungsi-fungsi persaingan :
1) Untuk menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif.
2) Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian tersalurkan dengan sebaik-baiknya.
3) Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan seleksi sosial.
4) Sebagai alat untuk menyaring warga golongan-golongan karya untuk mengadakan pembagian kerja.

Hasil dari suatu persaingan adalah sebagai berikut :
1) Perubahan kepribadian seseorang
2) Kemajuan
3) Solidaritas kelompok
4) Disorganisasi

Kontravensi (contravention) ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpuasan terhadap diri seseorang atau terhadap suat rencana.

Kontravensi mencakup lima subproses, yaitu :
1) Proses umum
2) Bentuk yang sederhana
3) Bentuka yang intensif
4) Yang bersifat rahasia
5) Yang bersifat taktis

Tipe-tipe umum kontravensi adalah kontravensi yang menyangkut generasi seks dan kontravensi.
Tipe-tipe yang merupakan tipe perbatasan antara kontravensi dengan pertentangan atau pertikaian adalah:
1. Kontravensi antara masyarakat setempat
2. Antagoniseme keamanan
3. Kontravensi intelektual
4. Oposisi moral

Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses social dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.
Sebab-musabab atau akar-akar pertentangan adalah :
1. Perbedaan individu-individu
2. Perbedaan kebudayaan
3. Perbedaan kepentingan
4. Perubahan social

Pertentangan-pertentangan yang menyangkut suatu tujuan, nilai atau kepentingan, sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial di dalam struktur sosial yang tertentu, maka pertentangan-pertentangan tersebut bersifat positif.

Masyarakat biasanya mempunyai alat-alat tertentu untuk menyalurkan benih-benih permusuhan, alat tersebut dalam ilmu sosiologi dinamakan safety-value institutions yang menyediakan obyek-obyek tertentu yang dapat mengalihkan perhatian pihak-pihak yang bertikai kea rah lain.

Bentuk-bentuk pertentangan adalah :
1. Pertentangan pribadi
2. Pertentangan rasial
3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial, umumnya disebabkan oleh karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan.
4. Pertentangan politik
5. Pertentangan yang bersifat internasional

Akibat-akibat dari bentuk-bentuk pertentangan adalah antara lain :
1. Tambahnya solidaritas “in-group”, atau
2. Mungkin sebaliknya yang terjadi, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok
3. Perubahan kepribadian
4. Akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihak tertentu.




Selesai


CopyRight © 2010
By Muhammad Hendri, S.Sos, S.Pd
Written for Students of Class VII SMP Sinar Husni
HP : 081264070041 – (061)77813539
Email : muhammadhendri37@yahoo.com
Wibesite : www.muhammadhendri.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar